MENGELOLA ADMINISTRASI DANA KAS KECIL
by Zakiyah Ulfa Aryani 18.22
1
Pengertian Kas
1. Kas
berarti tempat menyimpan uang
2. Kas
berarti uang (uang tunai)
3. Kas
berarti tempat membayar dan menerima uang
4. Dalam
kamus Istilah Akuntansi dijelaskan bahwa uang kas adalah setiap alat
tukar yang diterima oleh bank dengan nilai nominal untuk disimpan. Uang kas
suatu perusahaan terdiri dari uang kertas, uang logam, cek, wesel pos, dan uang
yang disimpan di bank (demand deposit; simpanan deposito, yang
sewaktu-waktu dapat dicairkan)
Dalam
modul ini, yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran tunai yang setiap
saat dapat digunakan untuk membiayai berbagai macam kegiatan yang dilakukan
oleh suatu lembaga, instansi, atau suatu perusahaan. Kas merupakan harta atau
aktiva. Berbagai macam transaksi yang terjadi di suatu perusahaan merupakan
penerimaan dan pengeluaran kas. Agar pengeluaran dan penerimaan kas tersebut
dapat dengan mudah dikelola, maka harus dicatat dalam suatu buku yang disebut
buku kas.
Buku
kas atau kaas boek (Belanda), atau cash book (Inggris) adalah buku yang
digunakan untuk membukukan atau mencatat keluar dan masuknya uang pada suatu
perusahaan. Oleh karena itu, setiap pemegang kas harus memiliki buku kas dan
mencatat semua pengeluaran dan penerimaan yang dilakukannya.
Dalam
tata usaha keuangan suatu lembaga, instansi, atau perusahaan, biasanya pemegang
kas adalah bendahara umum sehingga buku kas yang digunakan untuk mencatatnya
disebut buku kas umum. Dalam buku kas umum dicatat semua penerimaan dan
pengeluaran sehingga seluruh kegiatan keuangan dapat dibaca atau dilihat pada
buku tersebut. Jadi, buku kas umum berfungsi sebagai alat kontrol utama dari
seluruh kegiatan pengurusan uang lembaga atau perusahaan. Mengingat bahwa buku
kas umum berfungsi sebagai alat kontrol, maka buku kas umum harus
diselenggarakan secara benar, objektif, dan up to date (periodik). Setiap transaksi harus didukung
dengan bukti-bukti yang lengkap.
Transaksi
(penerimaan dan pengeluaran) bendahara dapat melalui kas atau melalui bank/
giro pos. Selanjutnya, penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan melalui kas
secara tunai maupun penerimaan dan pengeluaran melalui bank/ giro pos harus
dibukukan atau dicatat dalam buku kas umum sehingga saldo pada buku kas umum
merupakan saldo uang yang terdiri dari saldo yang ada di kas (saldo kas), dan
saldo yang ada di bank (saldo bank).
2
Pengertian Kas Kecil
Seperti
yang telah diutarakan diatas, baik penerimaan maupun pengeluaran dapat
dilakukan melalui bank/ giro pos dan melalui kas (tunai). Namun demikian,
transaksi yang jumlahnya cukup besar akan lebih aman bila dilakukan melalui
bank. Namun, pengeluaran rutin yang jumlahnya relatif kecil akan kurang efektif
apabila dilakukan melalui bank. Akan lebih efektif apabila pengeluaran yang
terjadi setiap hari itu dikeluarkan dari dana yang disediakan secara khusus.
Dana yang disediakan oleh perusahaan untuk keperluan sehari-hari dengan jumlah
yang relatif kecil disebut kas kecil atau (petty cash). Pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak
akan ekonomis bila dibayar dengan cek misalnya: pembelian materai, perangko,
rekening telepon, rekening listrik, rekening air, perlengkapan kantor, biaya
keamanan, biaya kebersihan dan sebagainya.
Untuk mengatasi kelemahan kelemahan tersebut dibuatlah kas kecil untuk membayar
pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil. Pada waktu pengeluaran
kas untuk pembentukan dana, kas kecil ditutup dengan cek, sedangkan pembayaran
jumlah-jumlah kecil dapat dibayar dengan uang tunai.
Dana kas kecil
diserahkan pada juru bayar kas kecil perusahaan yang akan bertanggung jawab
penuh atas pengeluaran dan penggunaan dana kas kecil. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kelancaran dan menghindari bentuk penyelewengan. Pengisian dana kas
kecil dapat dilakukan berdasarkan permintaan pemegang kas kecil jika dana kas
kecil sudah menipis atau dilakukan secara periodik.
3
Peralatan yang Dibutuhkan untuk Pengelolaan Dana Kas Kecil
Untuk dapat
mengelola administrasi dana kas kecil peralatan yang dibutuhkan, antara lain:
1. Formulir
permintaan pengisian kembali kas kecil
2. Formulir
permintaaan pengeluaran kas kecil
3. Jurnal
pengeluaran kas
4. Buku
jurnal kas kecil
5. Buku
laporan penggunaan dana kas kecil
6. Bukti
pengeluaran kas kecil
7. Alat
tulis dan alat hitung.
4
Prosedur Pengelolaan Dana Kas Kecil
Pengelolaan dana
kas kecil merupakan proses pengelolaan bukti transaksi dana kas kecil sampai
pencatatan buku kas kecil. Dalam melaksanaan pengelolaan kas kecil, ada
beberapa prosedur antara lain sebagai berikut.
a. Pembentukan
Dana Kas Kecil
Hal yang paling
penting dalam pembentukan kas kecil adalah penunjukan petugas sebagai pemegang
kas kecil. Selain itu, perusahaan juga harus menetapkan jumlah dana kas kecil.
Biasanya jumlah dana kas kecil ditaksir dengan memperhitungkan kebutuhan dan
untuk tiga atau empat minggu. Jika jumlah dana telah ditetapkan, maka bendahara
perusahaan menarik cek untuk diserahkan kepada pemegang kas kecil. Berdasarkan
surat keputusan dari otoritas yang lebih tinggi, bagian keuangan membuat bukti
kas keluar sebanyak tiga lembar. Bagian bendahara menerima dua lembar (lembar 1
dan lembar 3), sedangkan lembar ke-2 diarsipkan dibagian keuangan. Bagian
bendahara mengarsipkan bukti kas keluar lembar ke-1 kemudian mengisi cek dan
meminta tanda tangan otorisasi atas cek untuk diserahkan kepada pemegang dana
kas kecil, bersama bukti keluar lembar ke-3. Cek kemudian diuangkan ke bank
oleh pemegang kas kecil dan uangnya disimpan dalam tempat penyimpanan yang
terkunci. Selama perusahaan tidak mengubah jumlah dana kas kecil, maka tidak
ada jurnal lain yang berhubungan dengan rekening Kas Kecil.
Contoh:
Pada tanggal 1 Maret PT. ABC membentuk dana kas kecil sebesar Rp 100.000,00.
Maka jurnal yang harus dibuat untuk mencatat pembentukan dana kas kecil ini
adalah,
Maret 1 Kas
Kecil .................
Rp 100.000,00
Kas
............................. Rp 100.000,00
(Untuk mencatat pembentukan kas kecil)
b. Pembayaran
Melalui Kas Kecil
Pemegang kas
kecil mempunyai kewenangan untuk melakukan pengeluaran kas dengan menggunakan
uang yang terdapat dalam kas kecil sepanjang tidak bertentangan dengan
kebijakan yang telah ditetapkan manajemen. Biasanya manajemen membuat ketentuan
tentang jumlah batasan maksimum pengeluaran untuk tiap transaksi yang diijinkan
dan larangan-larangan tertentu, misalnya kas kecil tidak boleh digunakan untuk
memberi pinjaman kepada karyawan. Setiap pembayaran yang dilakukan melalui kas
kecil harus didokumentasikan dengan menggunakan “Bukti Pengeluaran Kas Kecil”
atau Voucher Kas Kecil.
Bukti-bukti
pengeluaran kas kecil harus disimpan pada tempat penyimpanan uang sampai kas
kecil diisi kembali. Oleh karena itu, jumlah rupiah dari seluruh bukti
pengeluaran dan jumlah uang yang terdapat dalam kas kecil harus selalu sama
dengan jumlah dana kas kecil yang telah ditetapkan perusahaan (dalam contoh di
atas Rp 100.000,00). Dengan demikian, perusahaan setiap saat dapat mengawasi
pengelolaan kas kecil. Biasanya akuntan intern perusahaan melakukan pemeriksaan
mendadak dengan cara mencocokkan jumlah uang yang ada dalam peti uang ditambah
jumlah rupiah dari bukti-bukti pengeluaran dengan jumlah dana kas kecil yang
telah ditetapkan perusahaan. Pada saat terjadi pemakaian kas kecil, perusahaan
tidak membuat jurnal. Pengaruh tiap transaksi pemakaian kas kecil akan dicatat
pada waktu kas kecil diisi kembali.
c. Pengisian
kembali kas kecil
Pemegang dana kas
kecil membuat permintaan pengisian kas kecil berdasarkan bukti-bukti
pengeluaran kas kecil. Berdasarkan dokumen transaksi tersebut, bendahara
mengisi cek dan meminta otorisasi cek kepada pemilik otoritas (misal: kepala
departemen). Apabila uang yang terdapat dalam dana kas kas kecil mencapai
tingkat minimum, maka dana harus diisi kembali. Permintaan pengisian kembali
dilakukan oleh pemegang kas kecil. Untuk itu, pemegang kas kecil harus
menyiapkan daftar pengeluaran (pemakaian) kas kecil yang telah dilakukan dengan
dilampiri bukti-bukti pendukung pengeluaran kas kecil. Permintaan pengisian
kembali kas kecil diajukan kepada bendahara perusahaan yang akan meneliti
keabsahan pengeluaran kas kecil yang telah dilakukan. Apabila segala sesuatunya
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, maka
bendahara memberi tanda persetujuan pada formulir permintaan pengisian kembali
dan menarik cek sebesar jumlah kas kecil yang telah digunakan sehingga jumlah
uang dalam dana kas kecil akan kembali pada jumlah semula.
Contoh: Pada tanggal 15
Maret pemegang kas kecil mengajukan permintaan kembali kas kecil sebesar Rp
87.000,00 yang dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil berupa biaya
pos Rp 44.000,00; biaya angkut pembelian Rp 18.000,00; perlengkapan kantor Rp
20.000,00 dan macam-macam biaya lainnya Rp 5.000,00. Jurnal yang harus dibuat
untuk pengisian kembali kas kecil tersebut adalah sebagai berikut:
Maret
15 Biaya
Pos
.....................................
Rp 44.000,00
Biaya Angkut Pembelian
............. Rp
18.000,00
Perlengkapan Kantor
.........................
Rp 20.000,00
Macam-macam Biaya
.........................
Rp 5.000,00
Kas .....................................................................
Rp 87.000,00
(Untuk mengisi kembali dana kas kecil)
Dari jurnal
pengisian kembali kas kecil diatas, terlihat bahwa rekening Kas Kecil tidak
terpengaruh. Pengisian kembali akan mempengaruhi komposisi dana berupa penggantian
bukti-bukti pengeluaran dengan uang, tetapi tidak mempengaruhi saldo dana kas
kecil.
Dalam pengisian
kembali kas kecil, kadang-kadang terjadi kekurangan atau kelebihan kas. Dengan
menggunakan data dalam contoh di atas, uang yang seharusnya tersisa dalam peti
adalah Rp 13.000,00 (Rp 100.000,00 – Rp 87.000,00). Bila uang yang sesungguhnya
ada dalam peti hanya Rp 12.000,00, maka pengisian kembali harus dilakukan
sebesar Rp 88.000,00 agar dana kembali menjadi Rp 100.000,00. Untuk itu perlu
disediakan rekening khusus yang disebut rekening Selisih Kas (kadang-kadang
disebut rekening Kekurangan dan Kelebihan Kas).
Jika terjadi
kekurangan kas, maka rekening Selisih Kas harus didebet. Sebaliknya, bila uang
yang ada dalam peti berjumlah Rp 14.000,00 maka pengisian kembali yang
diperlukan hanya Rp 86.000,00. Dalam hal demikian, rekening Selisih Kas harus
dikredit. Saldo debet rekening Selisih Kas dilaporkan dalam laporan
rugi-laba sebagai biaya lain-lain, sedangkan saldo kredit rekening Selisih Kas
dilaporkan dalam laporan rugi-laba sebagai pendapatan lain-lain.
Dana kas kecil
harus diisi kembali pada setiap akhir tahun buku, tanpa memandang jumlah kas
yang masih tersisa. Pengisian kembali pada akhir tahun buku diperlukan agar
semua pengeluaran yang terjadi sejak pengisian yang terakhir sampai akhir tahun
buku dapat dilaporkan dalam laporan keuangan.
Penerapan cara
pengelolaan kas kecil seperti dilukiskan di atas akan memperkuat pengendalian
intern karena:
1. Akuntan
intern dapat melakukan pemeriksaan mendadak untuk menghitung kecocokan kas yang
sesungguhnya ada dengan yang seharusnya ada dalam kas kecil.
2. Bukti-bukti
pengeluaran kas tidak mungkin dapat digunakan kembali untuk meminta penggantian
kas, karena bukti yang telah dipertanggungjawabkan selalu diberi tanda “Telah
Dibayar”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar