- A. Definisi Humas
Definisi
humas dapat di jelaskan dengan 2 (dua) klasifikasi. Pertama, tentang
karakteristik humas atau cirri-ciri humas. Kedua, keberadaan humas dalam
organisasi yang meliputi tujuan humas, fungsi humas, tugas dan kegiatan humas.
Pada umumnya Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas
(bahasa Inggris : public relation) adalah seni menciptakan pengertian
publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap
suatu individu/ organisasi. Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung
jawab untuk memberikan informasi , mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan
membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat
mengerti dan menerima sebuah situasi.
- B. Karakteristi Hubungan
Masyarakat
Ada 4
(empat) cirri utama humas yang disebut sebagai karakteristik humas, diantaranya
yaitu :
- Adanya Upaya Komunikasi Yang
Bersifat Dua Arah
Hakekat humas
adalah komunkasi. Namun tidak semua komunikasi dikatakan humas. Komunikasi yang
menjadi cirri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya
arus informasi timbale balik.
- Sifatnya Yang Terencana
Sifat humas
yang terencana mengandung pengertian bahwa kerja / aktivitas humas merupakan
kerja / aktivitas yang berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi dengan
bagian lain dan hasilnya tangible (nyata). Syarat terencana dan dan
berkesinambungan ini merupakan salah satu sarat yang dinilai dalam kompetisi
tertinggi program PR internasional, yakni Golden World Award For
Excellence in PR (GWA).
- Berorientasi Pada Organisasi /
Lembaga
Denngan
mencermati orientas tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah
pemahaman yang tinggi terhadap visi,misi, dan budaya organisasi / lembaga.
Visi, misi, dan budaya organisasi / lembaga inilah yang menjadi materi utama
humas, sehingga dapat mencapai tujuan humas dan mendukung tujuan manajemen
lainnya, termasuk tujuan marketing.
- Sasarannya Adalah Pubublik
Yaitu suatu
kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama.
Jadi sasaran humas bukanlah perorangan, hal ini perlu disampaikan sebab masih
ada orang yang mengistilahkan PR sebagai personal Relation.
BAB II
KEBERADAAN HUMAS DALAM ORGANISASI
BAB II
KEBERADAAN HUMAS DALAM ORGANISASI
- A. Tujuan Humas
Humas pada
hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan
dengan tujuan komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi
dan perilaku komunikannya. Dengan demikian, rumusan yang paling tepat mengenai
tujuan humas adalah sebagai berikut:
- Terpelihara dan Terbentuknya
Saling Pengertian (Aspek Kognisi)
Yaitu
membuat public dan organisasi / lembaga saling mengenal. Baik mengenal
kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan demikian
aktivitas kehumasan harusnya menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai
saling kenal dan mengerti tersebut. Sifat komunikasinya cenderung informative
saja.
- Menjaga dan Membentuk Saling
Percaya (Aspek Afektif)
Artinya
lebig pada tujuan emosi, yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual
confidence). Untuk mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prisip
komunikasi persuasif dapat diterapkan. Sikap saling percaya keberadaannya masih
bersifat laten (tersembunyi), yakni ada pada keyakinan seseorang (publik) akan
“kebaikan/ketulusan” orang lain (organisasi/lembaga akan “kebaikan/ketulusan
publiknya.
- Memelihara dan menciptakan
kerja sama (Aspek Psikomotoris)
Yaitu dengan
komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya,
bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan
dalam bentuk tindakan tertentu.
Mengacu dari ketiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar yakni, terbentuknya citra/ image yang fafourable tehadap organisasi/lembaga dimana humas berada.
Mengacu dari ketiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar yakni, terbentuknya citra/ image yang fafourable tehadap organisasi/lembaga dimana humas berada.
- B. Fungsi Humas
Berbicara
fungsi berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan
organisasi/lembaga. Dalam buku Publi Relations: Teori dan Praktek yang
ditulis oleh Djanalis Djanaid (1993) disebutkan dua fungsi PR Yaitu:
- 1. Fungsi konstruktif
Fungsi ini
mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana,
berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini humas
bertindak secara preventif (mencegah).
- 2. Fungsi korektif
Artinya,
apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah (krisis) dengan
public, maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesainya masalah
tersebut. Fungsi ini sama halnya dengan suatu penyakit, ketika orang sudah
dalam keadaan sakit, maka upaya salanjutnya adalah upaya mengobati menuju kesembuhan.
Karena mengobati adalah salah satu upaya penyembuhan, maka dapat jadi upaya ini
gagal totol sehingga menyebabkan kematian. Pepatah mengatakan, “mencegah lebih
baik daripada mengobati.”
- C. Peranan Petugas Humas
Peranan
humas dapat digolongkan menjadi 4 (empat) peran, diantanya yaitu:
- 1. Expert Preciber
Communication
Petugas PR
dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasehati pimpinan perusahaan/
organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan dokter dan pasien.
- 2. Problem Solving Process
Facilitator
Yakni
peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. Pada peranan ini
petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen (krisis).
Dia menjadi anggota tim, bahkan bila memungkinkan menjadi leder dalam
penanganan krisis manajemen.
- 3. Communication Facilitator
Peranan
petugas humas sebagai komunikasi antara perusahaan/organisasi dengan
publik. Baik dengan publik exsternal maupun internal. Istilah yang paling umum
adalah sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan. Sebagai
media atau penengah bila terjadi miscommunication.
- 4. Tehnician Comunication
Di sini
petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi. Dia melayani
layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi
mana yang akan digunakan bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan
keputusan manajemen dan petugas humas yang melaksanakan.
Peranan yang paling sering dilakukan petugas humas sangat tergantung dari beberapa hal, Antara lain system budaya organisasi/perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, struktur organisasi/perusahaan yang menentukan wewenang dan kebijakan humas, serta cirri khas kehumasan sebuah organisasi/perusahaan. Sementara peranan ideal menginginkan humas dapat terlibat hingga di tingkat messo/manajerial.
Peranan yang paling sering dilakukan petugas humas sangat tergantung dari beberapa hal, Antara lain system budaya organisasi/perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, struktur organisasi/perusahaan yang menentukan wewenang dan kebijakan humas, serta cirri khas kehumasan sebuah organisasi/perusahaan. Sementara peranan ideal menginginkan humas dapat terlibat hingga di tingkat messo/manajerial.
- D. Tugas Humas
Ada tiga
tugas humas dalam organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan
fingsi humas. Ketiga tugas tersebut adalah sebagai berikut:
- Menginterpretasikan,
menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik, kemudian direkomendasikan
kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/lembaga.
- Mempertemukan kepentingan
organisasi/lembaga dengan kepentingan publik. Kepentingan
organisasi/lembaga dapat jadi jauh berbeda dengan kepentinga publik dan
sebaliknya, namun dapat juga kepentingan ini jauh berbeda bahkan dapat
juga kepentingannya sama.
- Mengevaluasi program-program
organisasi/lembaga,khususnya yang berkaitan dengan publik. Tugas mengevaluasi program
manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinngi dan
luas. Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wawanang untuk memberi
nasehat apakah suatu program sebaiknya di teruskan ataukah
ditunda/dihentikah.
- E. Kegiatan Humas
Kegiatan
merupakan implementasi dari tugas. Dengan demikian, kegiatan humas sebenarnya
adalah implementasi dari tugas humas untuk mencapai tujuan humas dan
menjalankan fungsi dan peranannya secara mennyeluruh.
Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbul komunikasi, verbal maupun nonverbal. Kegiatan komunikasi nonverbal, sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progress report, menulis untuk presentasi, menulis untuk pres (press realis), membuat rekomendasi dan lain sebagainya. Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers, goert guide / open house, announcer, presenter,desk informations, dan sebagainya. Kegiatan komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special event, riset / penelitian, pers kliping, dan sebagainya.
BAB III
ALAT-ALAT HUMAS
Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbul komunikasi, verbal maupun nonverbal. Kegiatan komunikasi nonverbal, sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progress report, menulis untuk presentasi, menulis untuk pres (press realis), membuat rekomendasi dan lain sebagainya. Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers, goert guide / open house, announcer, presenter,desk informations, dan sebagainya. Kegiatan komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special event, riset / penelitian, pers kliping, dan sebagainya.
BAB III
ALAT-ALAT HUMAS
- A. Iklan
Perbedaan
mendasar iklan sebagai alat marketing dan iklan sebagai alat humas
adalah dengan melihat pesan yang diiklankan. Selama pesan iklan berkaitan
dengan prodok, maka dapat dikatakan saat itu iklan merupakan media/alat marketing.
Namun, ketika iklan membawa pesan yang berkaitan dengan perusahaan, maka saat
itu iklan merupakan alat atau media humas. Menurut Rhenald Klasik
setidaknya ada empat jenis iklan korporat :
- 1. Public Relations Advertising
Yaitu iklan
yang ditunjukkan kepada masyarakat dengan tujuan menjelaskan tentang suatu hal
menyangkut pelayanannya. Misalnya: pindah gedung, keterlambatan pelayanan,
permintaan maaf, ucapan terimakasih,dll.
- 2. Institusional Advertising
Iklan jenis
ini bertujuan untuk memperkuat image dan awareness. Pesan-pesan yang
disampaikan cenderung lebih filosofis. Misalnya, tentang kotribusi perusahaan
terhadap masyarakat, tentang keberhasilan perusahaan, visi misi perusahaan,
pelayanan masyarakat, dan sebagainya.
- 3. Corporate Identity
Advertising
Yaitu jenis
iklan yang menampilkan beberapa identitas perusahaan yang terdiri dari grafik
logo, warna identitas, nama perusahaan dan desain fisik lainnya.
- 4. Recruitmenet Advertising
Bentuk,
ukuran, desain, penggunaan kata-kata, dan kejujuran dalam iklan lowongan
pekerjaan menjadi pertimbangan tersendiri bagi masyarakat untuk menilai
reputasi perusahaan.
Selain iklan korporat, penjelasan tentang iklan dapat dijadikan sebagai alat humas untuk menjelaskan dengan fenomena bahwa iklan produk juga berimplikasi pada terbentuknya image negatif tentang perusahaan.
Selain iklan korporat, penjelasan tentang iklan dapat dijadikan sebagai alat humas untuk menjelaskan dengan fenomena bahwa iklan produk juga berimplikasi pada terbentuknya image negatif tentang perusahaan.
- B. Pameran
Selain iklan
pameran juga dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan humas. Kegiatan
pameran, baik yang diadakan sendiri maupun oleh organisasi lain, merupakan
ajang publikasi yang baik. Disinilah humas memanfaatkan pameran untuk
memperoleh publisitas. Petugas humas melobi pejabat atau tokoh masyarakat yang
diminta membuka pameran untuk mengunjungi stand perusahaannya Hal ini
diharapkan pers dapat mengabadikan foto pejabat dengan latar belakang stand
pameran kita kemudian untuk ditampilkan dalam media masa.
Namun, seperti halnya iklan, pameran juga memiliki implikasi yang buruk bagi kehumasan. Yakni bila stand pameran yang dibangun tidak mencermenkan wibawa perusahaan, penjaga stand yang tidak mencerminkan budaya organisasi,bahan-bahan pameran yang tidak mencerminkan kualitas produk,dan sebagainya.
Namun, seperti halnya iklan, pameran juga memiliki implikasi yang buruk bagi kehumasan. Yakni bila stand pameran yang dibangun tidak mencermenkan wibawa perusahaan, penjaga stand yang tidak mencerminkan budaya organisasi,bahan-bahan pameran yang tidak mencerminkan kualitas produk,dan sebagainya.
- C. Media Internal
Media
internal atau dikenal dengan istilah majalah Ing-griya, perusahaan suatu
terbitan yang ditunjukkan untuk publik internal (karyawan dan keluarga
karyawan), berisi tentang beberapa informasi perusahaan, sifatnya top down
maupun bottom up, tujuannya diciptakan untuk menciptakan kondisi
yang well informed dan membina loyalitas antara karyawan dengan
perusahaan.
- D. Fotografi
Dalam humas,
foto sangat diperlukan sebagai bahan publikasi, laporan, berita, iklan, maupun
untuk kepentingan arsip/dokumentasi. Foto-foto ini diambil oleh fotografer yang
professional dengan sutradara seorang humas yang terlatih. Humas harus tetap
mengambil kemudi dalam hal pengambilan dan penyimpanan foto ini tentu ada
alasannya. Karena bagaimanapun, foto yang digunakan untuk keperluan publikasi
maupun yang lain mestinya tidak boleh bertentangan dengan terjaganya image
perusahaan.
- E. Film
Film bagi
humas merupakan media komunikasi, instruksi, riset dan sebagainya. Melalui film
humas dapat menyampaikan pesan-pesannya. Tidak hanya film documenter, film
cerita pun merupakan media yang efektif. Semuanya mengajak masyarakat untuk
memaklumi kelemahan-kelemahan profesionalnya, menghargai kejujuran, dan
bertepuk tangan atas pengorbanannya. Artinya kembali tujuan film itu adalah
membentuk image positif.
- F. Pers
Termasuk
dalam kelompok media massa adalah radio, televisi, surat kabar, majalah, dan
buku. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan humas dalam hubungan ini adalah
jumpa pers, press tour press clipping. Ada banyak keuntungan melakukan kegiatan
berhubungan dengan pers. Tidak hanya memperoleh publisitas bila termuat di
media mereka, melainkan humas juga dapat memposisikan pers sebagai sumber
informasi dan evaluasi.
BAB IV
MACAM-MACAM HUMAS
BAB IV
MACAM-MACAM HUMAS
- A. Humas Pemerintah
Humas
pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di indtitusi
pemerintahan dibentuk untukmempublikasikan atau mempromosikan
kebijakan-kebijakan mereka. Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab
masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang
sangat komplek pula. Hal ini memang tidak lepas dari “karakteristik” yang
meletak dalam setiap program/kegiatan pemerintah, antara lain sebagai berikut :
- Program pemerintah ditunjuk
untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi,
pendidikan (intelejensi) yang beragam.
- Sering kali hasilnya abstrak,
yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan dalam jangka yang panjang
sekalipun, karena sifatnya yang integral dan berkesinambungan.
- Program pemerintah selalu
mendapat controlling / pengawasan dari berbagai kalangan terutama
pers, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya.
Kebanyakan humas
pemerintah diarahkan untuk hubungan dengan media, masalah umum, dokumentasi dan
publikasi. Sementara itu, kegiatan-kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas
antara lain adalah konferensi pers, membuat pers release, press clipping,
pameran-pameran, penerbitan media interen, mengorganisir pertemuan dengan
masyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat,
mendokumentasi berbagai kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan-kunjungan
para pejabat,menerima keluhan masyarakat/publik.
- B. Humas Industri Dan Bisnis
Humas
industri dan bisnis telah diterima oleh perusahaan-perusahaanbesar. Humas
disana meupakan fungsi menejemen yang turut menentukan suksesnya operasi suatu
perusahaan. Humas dalam industri dan bisnis berkembang sering dengan masyarakat
terhadapp keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajement terutana didalam
industri dan bisnis.Kesadaran masyarakat tentang pengaruh keputusan industri
dan bisnis terhadap hal-hal diatas dan masyarakat sebagai sasaran market
industri dan bisnis di sisi yang lain, menimbulkan kesadaran kalangan industri
dan bisnis untuk ikut memperhatikan danmelibatkan peranan masyarakat terhadap
keputusan mereka.
Masyarakat dapat digunakan oleh industri untuk mempengaruhi legislative,pengesahan undang-undang uatau peraturan, usaha-usaha lobi masyarakat, liputan pers, komentar editorial, surat pembaca ataupun dalam usaha pemberitahuan kepada cabang-cabang perusahaan. Beberapa penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi ; hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan peraturan marketing PR (MPR), hubungan pemegang saham, hubungan dengan karyawan, hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru, hubungan dengan komunitas, hubungan antar perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan pemerintahan (legeslatif dan eksekutif.
Masyarakat dapat digunakan oleh industri untuk mempengaruhi legislative,pengesahan undang-undang uatau peraturan, usaha-usaha lobi masyarakat, liputan pers, komentar editorial, surat pembaca ataupun dalam usaha pemberitahuan kepada cabang-cabang perusahaan. Beberapa penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi ; hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan peraturan marketing PR (MPR), hubungan pemegang saham, hubungan dengan karyawan, hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru, hubungan dengan komunitas, hubungan antar perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan pemerintahan (legeslatif dan eksekutif.
- C. Humas Sosial
Banyak
aktivitas humas yang menyangkut kesejahteraan umum terpisah dari
implikasi-implikasi komersial yang biasa. Berikut ini beberapa praktik humas
dalam organisasi-orgganisasi sosial, latar belakang, dan
penerapan-penerapannya.
- 1. Humas Penegak Hukum
Termasuk
dalam hal ini humas yang berada dalam kepolisian. Penegak hukum perlu
mendengarkan dan tanggap terhadap kepentingan umum supaya mereka dapat membantu
masyarakat dengan baik.
- 2. Humas Organisasi Keagamaan
Organisasi-organisasi
keagamaan sekarang mulai menyadari pentingnya media masa untuk mencapai para
jamaah dari mempropagandakan doktrin-doktrin mereka.
- 3. Humas Provesi
Profesi
kedokteran, profesi pengacara, profesi wartawan, profesi artis dan sebagainya,
juga tidak kalah dalam menggunakan pendekatan humas untuk berkomunikasi dengan
masyarakat.
- 4. Humas Organisasi Sukarela
Ada banyak
organisasi sukarela, puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan, dan kebanyakan
mereka membutuhkan dana terus menerus. Sehingga dapat dikatakan pencarian dana
merupakan tujuan pokok dari organisasi ini, dana ini nantinya untuk membiayai
kerja sosial, kesejahteraan masyarakat, dan hal-hal lainnya. Menerbitkan
majalah internal, surat edaran, selebaran-selebaran, publikasi, kop surat, dan
sebagainya. Citra organisasi sosial sangat penting bagi kesuksesan baik dalam
menarik dana bantuan ataupun menjamin kerjasama dari para pekerja sukarela.
Disitulah perlunya organisasi sukarela memerlukan nasehat ahli humas dan
menggunakan pendekatan kehumasan.
- D. Humas Organisasi
Internasional
Lahirnya
humas internasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di dalam
segala bidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata, bidang komunikasi,
transportasi, tukar menukar dibidang pendidikan seperti pertukaran dosen dan
mahasiswa, timbulnya masalah internasional, dalam bidang ekonomi, politik dan
sebagainya. Petugas humas akan di rekrut dari berbagai negara untuk menghindari
bias. Media yang biasa digunakan adalah pers, film, konferensi, study group,
dan sebagainya. Jelas bahwa aktivitas humas tidak dapat dibatasi oleh
batasan-batasan Negara.
BAB V
FENOMENA HUMAS
BAB V
FENOMENA HUMAS
- A. Pembahasan
Penerapan
humas dalam organisasi berbeda-beda. Tergantung dari pertama interpretasi /
persepsi pimpinan organisasi / lembaga, kedua kebutuhan organisasi/ lembaga,
dan jenis organisasi/lembaga. organisasi/lembaga dapat dibedakan berdasarkan
orientasi profit dan nonprofit atau komersial dan nonkomersial. Dilihat dari
bidang usahanya ada organisasi/lembaga jasa dan manufaktur. Dilihat dari
setatusnya ada organisasi/lembaga pemerintah dan swasta. Berikut adalah
contoh-contoh penerapan humas di berbagai macam organisasi/lembaga.
- 1. Kisah di Balik Sukses
Jurassic Park
Diceritakan
kembali dari penuturan Jannus Hutapea dalam Lokakarya Publik Relations
di Universitas Trisakti, 1999.
- 2. Kisah Persebaya
Diceritakan
kembali dari penuturan H. Agil H. Ali, dalam Short Course Public
Relations, Retorika & Protokoler oleh indopurels dan PWI Jatim, Surabaya
1991.
- 3. Kisah MacDonald
Diceritakan
kembali dari penuturan Rhenald Kasali saat beraudisi tantang hasil
penelitiannya, ”Strategi Penanganan Krisis”, di Universitas Muhamadiah Malang,
1999.
- 4. Kisah Lemak Babi Dancow
Diceritakan
kembali dari penuturan Miranti Abidin dalam Lokakarya Provesionalisme
Public Relations, di Universitas Petra Surabaya, 1998.
- 5. Kisah Arianespace
Diceritakan
kembali dari penuturan Wicaksono Noeradi dalam Lokakarya Provesionalisme
Public Relations, di Universitas Petra Surabaya, 1998.
- 6. Kisah Hallmark
Halmark
adalah perusahaan pembuat dan distributor kartu terkenal di amerika. Pusat
perusahaan berada di Kansas City dan dikelola oleh professional yang sangat
mengerti akan manfaat humas bagi perusahaannya. Komitmen yang mengitari
bisnisnya sangat kuat, suatu komitmen yang sangat menguntungkan bagi penerapan
humas yang ideal.
Masih banyak lagi yang sebenarnya menurut kita, namun tidak disadari. Kesadaran akan lingkungan hidup di Indonesia,juga menggunakan strategi kehumasan.
BAB VI
PROFIL HUMAS
Masih banyak lagi yang sebenarnya menurut kita, namun tidak disadari. Kesadaran akan lingkungan hidup di Indonesia,juga menggunakan strategi kehumasan.
BAB VI
PROFIL HUMAS
- A. Humas Yang Melembaga
Sebagai
bidang yang melembaga beraarti memiliki seseorang yang memimpin, memiliki staf
dan mestinya memiliki ruang/tempat dan sarana-prasarana
pendukungnya.Pengorganasasian disini berbicara tentang struktur, wewenang,
tugas dan tanggung jawab. Humas yang melembaga lebih dikenal dengan istilah,
bagian/departermen/ divisi humas/ PR/ communication. Dalam bentuk ini
terdapat dua system, yaitu sistem sentralisasi dan desentralisasi.
Sistem Sentralisasi yaitu biasanya diterapkan pada perusahaan yang tidak besar. Di mana aktivitas PR diorganisasi secara terpusat atau oleh pusat, posisi atau keduduukan praktisi PR biasanya berada di bawah bagian yang lain dan berada di tingkat lower-middlemanagement.
Sistem Desentralisasi yaitu sistem ini biasanya diterapkan pada peruahaan yang besar, dam manajemen mengerti betul akan pentingnya PR sebagai suatu pendekatan manajemen.
Sistem mana yang akan diterapkan tergantung dari beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
Sistem Sentralisasi yaitu biasanya diterapkan pada perusahaan yang tidak besar. Di mana aktivitas PR diorganisasi secara terpusat atau oleh pusat, posisi atau keduduukan praktisi PR biasanya berada di bawah bagian yang lain dan berada di tingkat lower-middlemanagement.
Sistem Desentralisasi yaitu sistem ini biasanya diterapkan pada peruahaan yang besar, dam manajemen mengerti betul akan pentingnya PR sebagai suatu pendekatan manajemen.
Sistem mana yang akan diterapkan tergantung dari beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
- 1. Besar Kecilnya Perusahaan
Hal ini akan
berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana bagi humas,
kompleksitas permasalahan yang dihadapinya, kemampuan dalam menyediakan sumber
daya kehumasan yang lainnya.
- 2. Struktur Organisasi
Perusahaan
Struktur
organisasi berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab, hubungan antar
struktur, system yang membangun dan budaya organisasi.
- 3. Arti Penting PR Bagi
Manajemen
Hal ini
berkaitan dengan kekhasan penerapan humas di suatu lembaga, kewenangan petugas
humas, peranannya dalam manajemen dan bentuk support dari manajemen
puncak.
- 4. Karakteristik Khas Kehumasan
Masing-Masing Lembaga
Hal ini
sangat erat kaitannya dengan arti penting PR bagi manajemen.
- B. Exstern PR/Humas Agency
Exstern PR
adalah sebuah lembaga/perusahaan independen yang berbadan hukum dan bergerak
dala layanan dibidag humas, PR ekstern meliputi :
- 1. PR Full Service, sebuah perusahaan tersendiri
yang bergerak dalam bisnis pelayanan kehumasan, meliputi kegiatan
konseling dan sekaligus pelayanan konsultasi dan pelayanan apa yang mereka
berikan kepada klien ( perseoranga/perusahaan PR tersebut).
- 2. PR Consultant, yaitu perusahaan PR yang
bergerak dalam yayanan konsultasi kehumasan. Pelayanan kosultan yang
diberikan tergantung dari kompetensi yang dimiliki para konsultannya.
Beberapa
perusahaan Full Service dan Consultant memberi pelayanan di beberapa bidang
antara lain :
- Pemulihan citra
- Pembentukan citra
- Corporate culture
- Media relations dan publisitas
- Government relations
- Marketing PR
- Komunikasi organisasi
- h. Community relations
- 3. Even Organizer, adalah perusahaan yang melayani
jasa sebagai pelaksana sebuah event / kegiatan yang berhubungan dengan
publik. Perusahaan ini cenderung spesialis, misalnya:
Sistem kerja
perusahaan PR ekstern ini, selayaknya hubungan antara pengacara dengan klien
(mereka yang memiliki kasus hokum). Seperti perusahaan advertising dangan klien
(advertising).
- C. Profil Petugas Humas
Memang tidak
mudah menggambarkan profil petugas humas, namun dari beberapa buku disebutkan
enam criteria yang merangkum kualitas seseorang praktisi humas yang
baik,meliputi hal-hal berikut ini.
- Mampu menghadapi semua orang
yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik.
- Mampu berkomunikasi dengan
baik, menjelaskan segala sesuatu dengan jelas da lugas, baik lisan maupun
tertulis,atau bahkan secara visual.
- Mampu mengorganisir segala
sesuatu, termasuk dalam perencanaan prima.
- Memiliki integritas
personal,baik dalam profesi maupun kehidupan pribadi.
- Mempunyai imajinasi.
- Serba tahu, dalam hal ini
adalah akses informasi yang seluas-luasnya.
Dari uraian
diatas, dapat disimpulkan criteria ideal adalah kemampuan dalam hal manajemen,
keterampilan, dan kepribadian. Gambaran umu tentang profil petugas humas dan
kualifikasi yang dimilikinya sebagai berikut. Petugas humas haruslah orang
cukup terampil, khususnya di bidang penulisan, mendengarkan, berbicara, membaca
dan menggunakan alat-alat komunikasi lainnya.
PR harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai macam media dan memahami proses manajeman. PR harus memiliki kemampuan dalam memecahkan suatu masalah, dala mengambil keputusan, mengelola opini public, mengefaluasi kecenderungan perilaku dan respo public. PR juga harus memiliki selera dan perilaku yang baik tentang etika, simpati, dan empati, kepemimpinan, semangat, kreativitas dan imajiasi, kematangan/stabilitas kepribadian serta integritas pribadi.
BAB VII
ORGANISASI PROFESI HUMAS
PR harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai macam media dan memahami proses manajeman. PR harus memiliki kemampuan dalam memecahkan suatu masalah, dala mengambil keputusan, mengelola opini public, mengefaluasi kecenderungan perilaku dan respo public. PR juga harus memiliki selera dan perilaku yang baik tentang etika, simpati, dan empati, kepemimpinan, semangat, kreativitas dan imajiasi, kematangan/stabilitas kepribadian serta integritas pribadi.
BAB VII
ORGANISASI PROFESI HUMAS
- A. PERHUMAS
Pada tanggal
15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhimpunan
Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) di jakarta. Berikut tujuan-tujuan
PERHUMAS adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan perkembangan dan
keterampilan profesional hubungabmasyarakat di Indonesia.
- Memperluas dan memperdalam
pengetahuan mengenai hubungan masyarakat.
- Meningkatkan kontak dan pertukaran
pengalaman diantara para anggotanya.
- Menyelenggarakan hubungan
dengan organisasi-organisasi serumpun dengan bidang hubungan masyarakat,
di dalam maupun diluar negeri.
Tahun 1977
Perhumas memprakarsai berdirinya organisasi humas di Asia Tenggara yaitu FAPRO
(Federation of ASEAN Public Relations Organization) di Kuala Lumpur.
Indonesia melalui Perhumas ditunjuk menjadi tuan rumah konferensi FAPRO di
jakarta.
Sebagai organisasi resmi, Perhumas telah menetapkan kode etik profesi dan telah terdaftar di Departermen Dalam Negeri dan Departermen Penerangan waktu itu, serta tercatat dan diakui oleh International public Relations Association (IPRA), yang merupakan organisasi profesi di tingkat internasional.
Sebagai organisasi resmi, Perhumas telah menetapkan kode etik profesi dan telah terdaftar di Departermen Dalam Negeri dan Departermen Penerangan waktu itu, serta tercatat dan diakui oleh International public Relations Association (IPRA), yang merupakan organisasi profesi di tingkat internasional.
- B. APPRI
Di Indonesia
juga terdapat organisasi yanng menghimpun perusahaan humas, yakni APPRI
(Asosiasi Perusahaan Public Relations). APRI didirikan pada 10 April 1987 di
Jakarta bersifat independen. Tujuan Apri Adalah sebagai berikut:
- Menghimpun, membina dan
mengarahkan potensi perusahaan public relations nasional, agar secara
aktif, positif, dan kreatif, turut serta dalam usaha mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur, berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
- Mewujudkan fungsi public
relations yang sehat, jujur dan bertanggung jawab, sesuai dengan kode praktik
dan kode etik yang lazim berlaku secara nasional dan internasional.
- Mengembangan dan mewujudkan
kepentingan asosiasi dengan memberikan kesempatan kepada para anggota
dengan konsultasi dan kerjasama serta memberikan saran bagi pemerintah.
- Memberi informasi kepada klien
bahwa anggota APPRI memenuhi syarat untuk memberikan nasihat dalam bidang
public relations dan akan bertindak untuk klien menurut kemampuan
profesionalnya.
- Merupakan sarana untuk para
anggotanya dalam soal-soal kepentingan usaha dan profesi, dan menjadi
forum koordinasi praktik publik relations.
- Merupakan medium bagi
masyarakat umum untuk mengetahui mengenai pengalaman dan kualifikasi para
anggotanya.
- Membantu mengembangkan
kepercayaan umum atas jasa public relations.
APPRI juga
telah menetapkan kode etik profesi dan memberlakukan pada anggotanya. Sampai
sejauh ini anggota APPRI telah berkiprah di tingkat internasional.
- C. Organisasi Profesi Humasi Di
Luar Negeri
Berikut
beberapa profil organisasi profesi dari negara-negara di Dunia, antara lain
yaitu:
- 1. PRSA (Public Relations
Sociaty of American)
Berkantor
pusat di New York, PRSA berdiri tahun 1947. PRSA memiliki tujuan sebagai
berikut:
- Untuk menyatukan mereka yang
melakukan kegiatan di bidang humas.
- Untuk mempertimbangkan segala
masalah yang dihadapi bidanb kehumasan.
- Untuk merumuskan, memajukan,
menjelaskan tujuan, fungsi humas dan seterusnya kepada
kelompok-kelompokusaha.
- Untuk memperbaiki hubungan
pelaksanaan humas dengan para majikan dan klien.
- Untuk memajukan dan berusaha
mempertahankan standar yang tinggi pelayanan umum dan tingkah laku.
- Untuk bertukar pikiran dan
pengalaman. Serta untuk menerbitkan pamflet, buku, monografi, majalah dan
sebagainya.
- Untuk menggiatkan, menyediakan
sarana dan kesempatan bagi riset serta memberikan, menghibahkan, dan
menseponsori pemberian beasiswa.
- 2. Institute Public Relations
of British (IPR)
IPR
merupakan organisasi humas di nggris didirikan secara resmi dan mendapat
pengakuan pada tahun 1964, tujuan PR adalah sebagai berikut :
- Untuk memajukan perkembangan
humas.
- Untuk mendorong dan memupuk
ketaatan pada standar profesional yang tinggi untuk para anggotanya.
- Untuk mengatur diskusi,
konferusik, pertemuan, dan lain-lain mengenai masalah yanag menjadi
pertimbangan bersama.dan secara umun bertindak sebagai wadah bagi
pertukayan gagasan mengenai praktek kehumasan.
- 3. Netherlands Society of
Public Relations
Beberapa
tokoh pers terkemuka di Belanda merintis suatu perhimpunan profesi humas yang
pada tahun 1952 telah mendapat izin dari kerajaan, dengan nama Netherlands
Society of Public Relations dan pada tahun 1979 namanya diganti menjadi NGPR
(Vereniging voor Public Relations en Voorlichting/Asosiasi PR dan informasi).
- D. Organisasi Profesi Humas
Internasional
Organisasi
humas tingkat internasional terbentuk pada Mei 1955 dalam suatu pertemuan di
Stratfort-Upon-Avon, Dengan tujuan sebagai berikut:
- Menyediakan jalur bagi
pertukaran gagasan dan pengalaman profesional antara mereka yang berurusan
dalam kegiatan humas mengenai kepentingan internasional.
- Mengadakansuatu rotasi apabila
anggotanya setiap saat memerlukan pemberitahuan dan bimbingan.
- Membantu mencapai kualitas tertinggi
tentang praktik kehumasan umumnya di seluruh negara dan terutama di bidang
internasional.
- Meningkatkan praktik kehumasan
di semua bidang kegiatan di dunia dan memajukan nilai-nilai dan
pengaruhnya melalui promosi ilmu pengetahuan.
- Meninjau dan mencari jalan
keluar terhadap permasalahan yang mempengaruhi praktik kehumasan yang
biasa terjadi di berbagai negara termasuk masalah-masalah seperti status
profesi sebagai kode etik profesi.
- Menebitkan berbagai buleti,
majalah atau terbitan-terbitan lain, seperti “Who’s Who” dibidang humas
internasional.
- Mengerjakan kegiatan-kegiatan
lain yang mungkin menguntungkan para anggotanya.
Keanggotaan
IPRA terbuka bagi semua orang yang bertanggung jawab penuh bagi rencana dan
pelaksanaan suatu bagian penting dan berkaitan dengan semua kegiatan dari suatu
badan hukum, perusahaan,perserikatan, pemerintah atau organisasi lain yang
membina hubungan baik dan produktif dengan publik atan khalayak ramai.
BAB VIII
TOKOH DAN PERISTIWA PENTING
BAB VIII
TOKOH DAN PERISTIWA PENTING
- A. humas di dunia ketiga
Pihak
pertama yang menerapkan teknik-teknik kehumasan dalam “manajemennya” adalah
pihak pemerintah. Tahun 1807 ketika presidan Thomas Jefferson dari
amerika sedang mengarang pidatonya yang ke tujuh bagi kongtes, diperkirakan
saat itu dia adalah pemakai istilah humas yang pertama. Ia mencoret kata state
of thought dan sebagai gantinya ia menulis public relations.
Kemudian tahun 1903 seorang tokoh dari amerika yang kemudian dikenal sebagai “ God Father of PR” untuk praktik kehumasan, Ivy L. Lee meninggalkan pekerjaannya sebagai reporter dan memulai pekerjaanya sebagai agen pers. Selain itu kegiatan kehumasan juga telah dilakukan oleh komisi asuransi di inggris pada tahun 1911 atas instruksi Llyod George bendahara negara untuk menjelaskan undang-undang asuransi nasional. Taktik kehumasan yang cukup rinci dan terarah mulai digunakan oleh pemerintah inggris pada tahun 1912.
Diantara orang berbakat dalam kelompok creel, munculah seorang tokoh yang pada tahun 1999lalu dikukuhkan sebagai “God Father of PR” atau pemikiran dalam falsafah dan pendidikan humas, yakni Edward L. Bernays keponakan Sigmoud Freud. Antara tahun 1926 hingga 1923 di Iggris berlangsung suatu upaya kehumasan besar-besaran pada zamannya. Tahun 1926 kerajaan inggris membentuk Dewan Penasehat Kerajaan yang merupakan tanda pertama digunakan humas sebagaimana kita kenal sekarang.Tujuan dari dewan ini adalah membuat kerajaan tetap menjadi pikiran rakyat iggris.
Di antara perang Dunia, terjadi perkembangan pesat aktivitas humas disetiap bidang kehidupan Amerika Serikat. Tanda-tanda pecahnya Perang Dunia II mempercepat tendensi tersebut dan sekalilagi pemerintah Amerika merintis jalan dengan merintis kantor informasi perang OWI (the office of war information) di bawah pimpinan Elmer Dafis. Ketika perang dunia berakhir kementrian penerangan diganti dengan suatu lembaga nonkementrian yaitu Kantor Pusat Penerangan.
Kemudian tahun 1903 seorang tokoh dari amerika yang kemudian dikenal sebagai “ God Father of PR” untuk praktik kehumasan, Ivy L. Lee meninggalkan pekerjaannya sebagai reporter dan memulai pekerjaanya sebagai agen pers. Selain itu kegiatan kehumasan juga telah dilakukan oleh komisi asuransi di inggris pada tahun 1911 atas instruksi Llyod George bendahara negara untuk menjelaskan undang-undang asuransi nasional. Taktik kehumasan yang cukup rinci dan terarah mulai digunakan oleh pemerintah inggris pada tahun 1912.
Diantara orang berbakat dalam kelompok creel, munculah seorang tokoh yang pada tahun 1999lalu dikukuhkan sebagai “God Father of PR” atau pemikiran dalam falsafah dan pendidikan humas, yakni Edward L. Bernays keponakan Sigmoud Freud. Antara tahun 1926 hingga 1923 di Iggris berlangsung suatu upaya kehumasan besar-besaran pada zamannya. Tahun 1926 kerajaan inggris membentuk Dewan Penasehat Kerajaan yang merupakan tanda pertama digunakan humas sebagaimana kita kenal sekarang.Tujuan dari dewan ini adalah membuat kerajaan tetap menjadi pikiran rakyat iggris.
Di antara perang Dunia, terjadi perkembangan pesat aktivitas humas disetiap bidang kehidupan Amerika Serikat. Tanda-tanda pecahnya Perang Dunia II mempercepat tendensi tersebut dan sekalilagi pemerintah Amerika merintis jalan dengan merintis kantor informasi perang OWI (the office of war information) di bawah pimpinan Elmer Dafis. Ketika perang dunia berakhir kementrian penerangan diganti dengan suatu lembaga nonkementrian yaitu Kantor Pusat Penerangan.
- B. Humas Di Dunia Ketiga
Dokumen sejarah humas di Dunia ketiga memang tidak
selengkap dan sebaik yang dilakukan oleh negara-negara eropa (Inggris) dan
amerika. Banyak faktor yang mempengaruhi, selain mental adalah masalah keahlian
dalam mendokumentasikan kejadian-kejadian penting. Budaya penilaian di Dunia
ketiga sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negara Eropa dan Amerika.
Lemahnya bukti sejarah penerapan humas di negara dunia ketiga juga sangat
dipengaruhi kenyataan bahwa sebagai negara yang awalnya ”terjajah” dan miskin
dalam segala aspek kehidupannya baik dari sisi pendidikan, teknologi, ekonomi,
budaya, politik dan sebagainya tidak memugkinkan adanya penerapan humas yang
sesungguhnya.
Aktivitas humas yang didekati dengan unsur komunikan memerlukan syarat tersedianya komunikator dan komunikan yang cerdas,media yang memadai, sistem yang demokratis, sarana dan prasayana yang mendukung. Khusus pada negara-negara dunia ketiga, agaknya kampanye kehumasan yang banyak mendapat kajian adalah kampanye keluarga berencana, pendidikan, ketertiban, kesehatan. Namun dewasa ini, sudah mulai kajian pada penerapan humas modern yang ada di instansi pemerintah maupun bisnis.
KESIMPULAN
Buku dasar-dasar humas tersebut sangat bagus dan mudah di pelajari, di dalam buku tersebut dijelaskan secara gamblang mengenai dasar-dasar kehumasan. Bagi kita yang belun mengerti apa itu yang dimaksut HUMAS, disini akan dibahas mengenai konsep dasar, yaitu tentang difinisi, keberadaan dalam organisasi, alat-alat humas macam-macam humas, fenomena kehumasan, profil humas, organisasi profesi kehumasan, maupun sejarah dan tokoh humas.
Maka dengan membaca buku tersebut kita dapat mempelajari tentang dasar-dasar HUMAS, kita juga dapat mengetahui definisi hingga sejarah awal terbentuknya humas. Dengan di berikan contoh tokoh pelaku humas di Indonesia maupun didunia, maka hal ini akan memberi kesan kepada pembaca sehingga pembaca akan lebih terkesan dan teringat pada ingatannya. Oleh karena itu buku ini sangat cocok di jadikan referensi bagi kita sebagai pegangan dalam menpelajari dasar-dasar humas.
Dalam setiap babnya dikaji secara mendalam sehingga pembacapun bisa mempelajari secara mendalam serta dapat mengetahui maupun mempelajari dengan jelas. Selain itu cara penyajian buku dasar-dasar humas tersebut dilengkapi dengan tugas, reverensi dan evaluasi. Hal ini memicu pembaca untuk melakukan diskusi antara pembaca dan penulis.
Aktivitas humas yang didekati dengan unsur komunikan memerlukan syarat tersedianya komunikator dan komunikan yang cerdas,media yang memadai, sistem yang demokratis, sarana dan prasayana yang mendukung. Khusus pada negara-negara dunia ketiga, agaknya kampanye kehumasan yang banyak mendapat kajian adalah kampanye keluarga berencana, pendidikan, ketertiban, kesehatan. Namun dewasa ini, sudah mulai kajian pada penerapan humas modern yang ada di instansi pemerintah maupun bisnis.
KESIMPULAN
Buku dasar-dasar humas tersebut sangat bagus dan mudah di pelajari, di dalam buku tersebut dijelaskan secara gamblang mengenai dasar-dasar kehumasan. Bagi kita yang belun mengerti apa itu yang dimaksut HUMAS, disini akan dibahas mengenai konsep dasar, yaitu tentang difinisi, keberadaan dalam organisasi, alat-alat humas macam-macam humas, fenomena kehumasan, profil humas, organisasi profesi kehumasan, maupun sejarah dan tokoh humas.
Maka dengan membaca buku tersebut kita dapat mempelajari tentang dasar-dasar HUMAS, kita juga dapat mengetahui definisi hingga sejarah awal terbentuknya humas. Dengan di berikan contoh tokoh pelaku humas di Indonesia maupun didunia, maka hal ini akan memberi kesan kepada pembaca sehingga pembaca akan lebih terkesan dan teringat pada ingatannya. Oleh karena itu buku ini sangat cocok di jadikan referensi bagi kita sebagai pegangan dalam menpelajari dasar-dasar humas.
Dalam setiap babnya dikaji secara mendalam sehingga pembacapun bisa mempelajari secara mendalam serta dapat mengetahui maupun mempelajari dengan jelas. Selain itu cara penyajian buku dasar-dasar humas tersebut dilengkapi dengan tugas, reverensi dan evaluasi. Hal ini memicu pembaca untuk melakukan diskusi antara pembaca dan penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar